Pelihara kucing identik dengan kotor, jorok, bau, dan satu hal lagi yang paling nggak bisa dipungkiri.. "Toxoplasma" Satu hal ini yang jadi momok untuk sebagian besar orang tua yang punya anak-anak gadis khususnya. Padahal penyakit toxo ini ndak cuma menyerang para kaum hawa lho? buat para kaum adam, jangan seneng dulu karena kamu juga bisa jadi sasaran penyakit ini.
Eits.. maen ngancem aja hehehehe biar nggak jadi momok yang sampek bikin parno, skarang kita bahas yuk apa itu toxoplasma..
Penyakit toxoplasma ini disebabkan oleh parasit Toxoplasma Gondii. Dalam banyak kasus, infeksi pada manusia terjadi setelah parasit tersebut tertelan. Nah lho tertelan? kok bisa? Yang perlu kalian tau nii. Parasit ini bukan berkembang pada bulu binatang, tetapi pada tubuh si binatang.
Lalu kenapa kok kucing yang disalahkan? huhuhu...
Iyaa gimana lagi, kucing ini paling agresif dan gampang gemes sama binatang yang "lucu-lucu" seperti tikus, lalat, kecoak, dll. Tahu gak binatang "lucu-lucu" itu merupakan sumber dari penularannya. Jadi gini, parasit toxoplasma ini biasa menempel pada tempat-tempat kotor seperti tempat sampah, rerumputan dsb, sedangkan tikus, lalat, dan kecoak bertempat tinggal di tempat tersebut. Kemudian mereka menjadi inang dari toxoplasma, yang akhirnya dimainin ma kucing-kucing kalian. Nah bukan brarti bulu sebagai inang-nya tetapi parasit yang tertelan. Parasit tersebut akan keluar dari tubuh kucing dari kotoran kucing.
Eh tapi perlu kalian tau gak cuma dengan cara tersebut toxoplasma dapat menular. Ada 3 cara toxoplasma dapat menyebar :
1. Kontak langsung dengan feses hewan peliharaan (kucing) yang telah terinfeksi
Menurut sebuah penelitian, feses(tinja) seekor kucing mengandung tidak kurang dari 10 juta ookista setelah 2 minggu terinfeksi. Bentuk ookista biasanya terjadi 2-5 hari setelah parasit dikeluarkan bersamaan dengan feses(tinja) kucing. Sejauh ini tidak ada metode yang dapat digunakan untuk mencegah binatang peliharaan, khususnya kucing, untuk terinfeksi dan atau menjadi perantara penularan parasit toxoplasma.
2. Memakan daging mentah atau setengah matang
Ratusan jenis hewan mamalia dan burung dapat terinfeksi oleh toxoplasma dengan cara yang hampir sama dengan infeksi yang terjadi pada manusia, yaitu dengan kontak langsung melalui bahan makanan dan air yang telah terkontaminasi oleh parasit toxoplasma. Akibatnya, manusia dapat pula terinfeksi setelah mengkonsumsi jenis hewan yang telah terinfeksi. Pada negara-negara industri, transmisi pada manusia umumnya berkaitan dengan kebiasaan memakan daging setengah matang, terutama daging babi dan domba (pada beberapa daerah di dunia diperkirakan 10% daging domba dan 25% daging babi mengandung bentuk kista toxoplasma). Parasit ini juga dapat terkandung dalam produk susu yang tidak melalui proses pasteurisasi, misalnya susu kambing. Lalat maupun kecoa yang telah melakukan kontak langsung dengan feses kucing juga berpotensi menjadi sumber infeksi.
3. Infeksi kongenital melalui plasenta ibu hamil kepada janinnya.
Parasit toxoplasma tidak dapat menular antar manusia, kecuali dari ibu pada janinnya selama atau sebelum kehamilan berlangsung. Gilbert tahun 2001 memperkirakan bahwa wanita hamil yang menderita toksoplasmosis 25% akan menularkan ke janinnya.
Sekitar 80% -90% dari orang yang terinfeksi Toxoplasma tidak menunjukkan gejala. Mereka yang mengalami gejala biasanya mengalami pembengkakan kelenjar getah bening serviks dan gejala mirip flu yang hilang dalam beberapa minggu atau bulan tanpa pengobatan. Organisme ini sebenarnya masih berada di tubuh dalam kondisi laten dan dapat aktif kembali jika orang tersebut menjadi immunodepressed. Maksudnya, parasit ini bersifat seperti virus flu dimana virus flu dapat berhenti berkembang biak dengan imunitas tubuh yang kebal, jika imunitas kamu menurun maka virus tersebut kembali.
Lalu bagaimana cara mengetahuinya? Tidak semua penderita toxoplasma merasakan perubahan dalam tubuhnya. Dalam beberapa kasus, toxoplasma terasa seperti flu berat, namun adapula yang menimbulkan pembengkakan kelenjar getah bening, kelenjar serviks, hati dan limpa. Untuk infeksi sedang sampai berat dapat menunjukkan seperti penyakit kuning, terutama pada bayi. Peningkatan lebam karena masalah organ hati, penurunan penglihatan atau kebutaan, radang otak dan lapitan ortak (meningoencephalitis), kejang, pneumonitis, dan perubahan status mental merupakan gejala lainnya dari Toxoplasma.
Lalu kenapa jika terinfeksi parasit ini? Infeksi ini seperti HIV-AIDS dimana imunitas tubuh yang diserang. Sehingga akibat yang ditimbulkan dari parasit ini tidak jauh berbeda dengan virus HIV-AIDS.
Saya pecinta kucing, gimana cara mencegahnya? Gak perlu jadi pecinta kucing dulu baru mencegahnya. Perlu diingat parasit tidak hanya menular dari kucing tetapi juga dari konsumsi daging yang tidak dimasak dengan matang. Adapun beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk pencegahannya :
- Benar-benar memasak semua daging (daging beku selama beberapa hari juga mengurangi kemungkinan Toxoplasma).
- Mencuci tangan dan peralatan dengan benar setelah menyentuh daging mentah.
- Cuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi
- Jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi atau minum air mentah.
- Beri makan kucing dengan makanan yang dimasak dengan matang.
- Jangan mengadopsi atau memegang kucing liar.
- Jangan memelihara kucing baru saat hamil.
- Wanita hamil harus memakai sarung tangan saat berkebun, benar-benar mencuci tangan mereka setelah itu, dan menghindari kontak dengan kotoran kucing, dan sebaiknya meminta orang lain untuk membersihkan kotak kotoran kucing (bersihkan kotak kotoran kucing setiap hari).
- Taruh kotak pasir kotoran kucing di luar ruangan saat tidak digunakan.
Sekian share pengalaman dan ilmu dari saya. Smoga bermanfaat. ^_^
daftar pustaka : http://www.info-kes.com/2013/05/penyakit-toxoplasmosis-toxo.html
http://www.kompasiana.com/linna.k/cara-mengobati-toxoplasma-secara-alami_5516f7888133114e57bc62c8
Tidak ada komentar:
Posting Komentar